Islamabad, Mukminun.com
– Pemerintah Pakistan pada Ahad (20/5) mulai menutup akses ke Twitter
sebagai respon terhadap banyaknya materi yang diangap menghina Islam di
situs microblogging dan jejaring sosial tersebut.
“Website tersebut telah dilarang oleh Kementerian Informasi dan
Teknologi dan keputusan tersebut disampikan kepada kami. Ada
materi-materi penghinaan di Twitter,” ungkap Mohammad Younis Khan, juru
bicara Pakistan Telecommunication Authority (PTA).
Lebih lanjut Younis Khan menjelaskan bahwa keputusan tersebut diambil
setelah adanya pertemuan antara kementerian terkait dengan perwakilan
Twitter.
“Mereka telah mendiskusikan dengan mereka (twitter) waktu-waktu ini dan
meminta mereka (twitter) untuk menghapus beberapa konten tertentu,” kata
Younis Khan.
Hal serupa pernah dilakukan oleh pemerintah Pakistan pada Mei 2010 silam
dimana situs-situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan
Youtube tidak bisa diakses dari Pakistan selama dua pekan juga karena
banyaknya materi-materi yang berisi penghinaan terhadap Islam.
Meski begitu, PTA sendiri tidak berkenan untuk menjelaskan detail
“penghinaan” yang berujung pada pelarangan akses Twitter tahun 2012 ini.
PTA menambahkan bahwa pelarangan akses Twitter akan dicabut setelah
diskusi yang berkesinambungan antara pemerintah Pakistan dengan Twitter
tentang materi-materi penghinaan tersebut.
Di Indonesia sendiri, pemerintah tidak pernah menggubris permasalahan
seperti ini meski penghinaan terhadap Islam sangat gencar dilakukan
aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) melalui Twitter.
Salah satu pentolan JIL, Ulil Abshar, misalnya, pernah menulis dalam
akun Twitternya @ulil bahwa kenabian Rasulullah Muhammad perlu ditinjau
ulang karena anggapannya yang dangkal bahwa ajaran Islam telah “membawa
banyak korban.”
“Menurut saya, ajaran ttg finalitas kenabian Muhammad SAW sdh membawa
banyak korban. Apa tak perlu ditinjau ulang saat ini?” tulis Ulil dalam
akun Twitternya di @Ulil.
Ada pula seorang penganut agama JIL bernama @Saidiman yang menuliskan
bahwa menyembah matahari lebih penting daripada menyembah selain
matahari. Naudzubillahi min dzalik...!
“Acapkali saya berpikir, memuja matahari itu jauh lebih penting dari
memuja selainnya. Dia selalu memberi kita pagi yang indah ini,” tulis
@Saidiman.
Kini umat Islam di Indonesia hanya bisa berharap bahwa pemerintahan saat
ini tidak malu untuk meniru langkah Pakistan yang melarang akses ke
Twitter karena kepedulian pemerintah Pakistan terhadap konten-konten
yang berisi penghinaan terhadap Islam. Wallahu’alam bish shawwab. (
Arabiya/Mukminun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar